Guru Sebagai
Fasilitator Pendidikan
Setiap manusia menginginkan pendidikan
bagi diri sendiri dan keluarga sebagai arah kemajuan akan kehidupannya. Belajar
dapat dilakukan dengan melalui pendidikan formal dan non formal. Pendidikan
formal dilakukan di sekolah-sekolah dan pendidikan non formal dilakukan melalui
menggali sendiri pengetahuan itu, baik dengan membaca dan membaca akan
buku-buku, materi-materi sesuai dengan bidang yang didalami. Dalam hal ini, guru
sebagai fasilitator pendidikan dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa
harus mendesain sedemikian agar pembelajaran yang diakukan dapat lebih mudah
untuk dipahami dan diterima oleh siswa. Pendidikan lebih berdasarkan pada
pengalaman a posteriori, dengan
melakukan terlebih dahulu suatu kegiatan kemudian baru akan memperoleh sebuah
kesimpulan atau pengalaman atas apa yang dilakukan. Kebanyakan pendidikan yang
dilakukan oleh guru didasarkan atas pengalaman yang dilakukan para pendahulunya
dan terus mengikuti tanpa melakukan pengembangan akan pengetahuan yang dimiliki,
tanpa menyesuaikan atas apa yang terjadi pada diri siswa pada situasi sekarang.
Setiap siswa memiliki karakteristik berbeda-beda, dalam menerima pemahaman materi
yang disampaikan guru. Untuk itu guru perlu memahami karakteristik yang seperti
apa yang diinginkan siswanya, agar pembelajaran yang dilakukan dapat memperoleh
keberhasilan. Guru harus selalu membangun pengetahuan yang dimilikinya, agar
tidak terjebak mitos yang selalu mengiringi
perjalanannya.
Seorang siswa sebelum melakukan kegiatan
belajar, tidak mengerti apa-apa atas apa yang akan dilakukan dalam kegiatan
belajar nantinya. Setelah kegiatan belajar dilaksanakan, pemahaman yang ada dan
yang mungkin ada akan berkembang sedikit. Kemudian setelah kegiatan itu beberapa
waktu berjalan, pemahaman akan semakin bertambah dan bertambah, dan pemahaman
itu menjadi tumbuh dan berkembang. Hingga pada akhirnya siswa itu mampu
memiliki pemahaman yang besar dan mampu bermanfaat bagi orang di sekelilingnya,
keluarga dan masyarakat. Karena manusia itu tidak mampu hidup sendiri, manusia
tercipta sebagai makhluk sosial sehingga perlu adanya sosialisasi dengan
manusia yang lain sebagai bentuk aplikasi terhadap pengetahuan yang dimiliki.
Belajar harus berasal dari hal yang
konkrit agar pemahaman yang dilakukan menjadi lebih mudah, sebagai seorang
siswa pembelajaran yang dilakukan dengan media atau pengalaman yang nyata akan
lebih mudah diterima oleh siswa daripada berdasarkan pada logika dan
angan-angan. Siswa akan merasa sulit menerima pemahaman yang didasarkan pada
logika dan angan-angan, karena dengan berpikir menjadikan siswa bingung
terhadap pemahaman yang akan dilakukan. Pendidikan yang dilakukan oleh guru
sekarang ini berdasarkan pada guru lebih mendominasi siswa, guru lebih
mengetahui atas apa yang diajarkan, guru bersifat pasif, guru merasa menguasai
dunia. Ini merupakan mitos yang telah berjalan bertahun-tahun hingga sampai
saat ini. Sehingga pembelajaran yang berlangsung bersifat monoton tanpa
berpikir realism terhadap kondisi sekarang. Guru tidak berpikir ideal, akan
keterbatasan yang dimiliki oleh manusia, untuk itu individu perlu saling
menghargai dan berpikir bahwa manusia memiliki banyak keterbatasan sehingga tidak
mengetahui dunia seutuhnya untuk itu manusia perlu adanya membangun pengetahuan
yang dimiliki secara terus menerus dan tidak mudah puas akan hasil yang dicapai.
Setiap manusia memiliki karakter yang
berbeda-beda, karakter dapat dibangun melalui interaksi tentang yang ada dan
yang mungkin ada. Seseorang yang belajar harus memiliki alat, sikap, kemampuan,
keahlian dan pengetahuan. Hal tersebut harus saling melengkapi demi tercapai
sifat dari pembelajaran yang dilakukan. Dengan belajar, manusia agar memperoleh
kemampuan yang objektif sehingga dapat dimanfaatkan bagi orang lain yang
membutuhkan. Guru yang mempunyai kemampuan yang terus dibangun akan lebih
memberikan pengetahuan yang lebih luas daripada guru yang tidak membangun
pengetahuan yang dimiliki dan hanya berdasarkan pada mitos bukan pada logos.
Pertanyaan :
1.
Bagaimana sikap dalam
membangun seorang pelajar agar pola pendidikan dapat mencapai tujuan, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa ?
2.
Darimana menumbuhkan
pemahaman dan perbaikan pola pendidikan yang berlangsung saat ini, karena
banyak yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa ?