Selasa, 27 November 2012

refleksi tanggal 20 november


Pendidikan Sarana Kemajuan Bangsa

Filsafat itu merupakan olah pikir, seseorang tidak menyadari bahwa dirinya berfilsafat. Seorang yang berfilsafat tidak akan pernah berpikir bahwa dirinya sedang berfilsafat. Berfilsafat itu berjalan dengan sendirinya, tanpa mau dikontrol dan mampu menempati pada ruang dan waktu. Seperti seekor kera yang tidak memikirkan apa yang telah dan akan dilakukannya, dilakukan secara tiba-tiba atau sebuah aktivitas yang tidak terkontrol oleh pikiran yang sebelumnya. Sehingga sifat dari kemampuan berpikirnya adalah bersifat a posteriori. Sedangkan manusia memiliki kemampuan berpikir yang bersifat a priori dan a posteriori, kemampuan a posteriori lebih berdasarkan pada pengalaman yang telah atau sedang berjalan, sedang a priori akan berpikir yang akan memunculkan intuisi dalam dirinya sehingga respek terhadap berbagai macam persoalan.
Sejarah filsafat ketika itu didominasi oleh gereja, segala sesuatu yang benar berasal dari gereja. Bumi itu sebagai pusat orbit tata surya pada zaman dlu, mneurut kitab gereja. Kemudian banyak yang tidak mengakui, Nicolas Copernicus menyatakan bahwa yang menjadi pusat tata surya sebenarnya adalah adalah matahari karena seluruh galaksi mengelilinginya. Filsafat berkembang sejak katolik, yang lebih dikenal dengan filsafat katolik yang berkembang hingga sekarang ini. Filsafat katolik mendasari semua filsafat yang berkembang, baik yang dibawa oleh islam atau yang lainnya. Filsafat yang dibawa islam sesungguhnya filsafat yang dimiliki oleh katolik, yang diselamatkan dari peperangan yang terjadi antara islam dan katolik dimana semua karya-karya katolik banyak yang dihilangkan dan sebagian telah diselamatkan dan dibawa umat islam dan kemudian dikembangkan. Selanjutnya perang yang kedua umat islam yang terkalahkan dan katolik memperoleh kejayaan. Jadi setiap filsafat yang berkembang hingga sekarang ini filsafat katoliklah yang melatarbelakangi kemampuan berfilsafat yang lainnya.
Setiap manusia menginginkan memperoleh pendidikan yang layak demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya untuk masa sekarang dan masa mendatang. Sebuah pendidikan mampu memberikan sumbangan yang begitu besar bagi kelangsungan sebuah negara, pola-pola kepemimpinan yang akan dilanjutkan dan perkembangannya. Pendidikan dapat dilakukan dengan formal dan non formal, keduanya dapat dijalankan oleh semua pihak yang mebutuhkan pengetahuan. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia, perlulah pengelolaan agar dapat tercapai kemajuan dan memberikan sumbangan bagi setiap aspek yang berada di dalamnya. SDA yang melimpah tidak bermanfaat ketika tidak mampu untuk mengoperasionalkan, SDM yang banyak tidak akan memberikan sumbangan bagi pengelolaan SDA jika tidak memiliki kualifikasi pendidikan yang matang. Untuk itu pendidikan Indonesia dapat dinyatakan sebagai cermin perkembangan sebuah bangsa, berkembang tidak nya suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan, seperti apa pendidikan yang diterapkan karena setiap bangsa memiliki orientasi pendidikan yang akan ditujukan pada kemajuan bangsa. Amerika serikat merupakan negara dengan penuh kejayaan dalam bidang industri dan teknologi, setiap pendidikan yang dilakukan harus mengacu pada dasar pengembangan teknologi. Power now adalah sebuah pilar teknologi, perkembangan teknologi yang begitu pesat yang bersifat kapitalism, pragmatism, unitilatian, hedonism. Ini semua dimiliki amerika serikat, dilakukan untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat dengan meminta kontribusi dari negara-negara lain dengan melakukan sebuah penanaman modal dan kerjasaman antar semua negara yang dirasa akan memberikan keuntungan. Sejarah telah mengukir kejayaan amerika serikat, dapat dilihat pada buku-buku dan biografi yang telah dapat diakses semua pihak. Hal ini yang mendorong Indonesia untuk maju dan berkembang mengikuti jejak yang dilakukan hingga menuai keberhasilannya. Setiap kemajuan industri di amerika selama dua puluh tahun yang lalu serasa Indonesia baru lahir atau baru diikuti oleh Indonesia dengan menapakkan kakinya bidang industri. Membuka pintu sebagai jalan untuk mengembangkan industri yang telah direncanakan, menghilangkankan segala ancaman. Segala ancaman merupakan keberhasilan yang besar yang akan diperolehnya. Tidaka ada sesuatu keberhasilan tanpa ada ancaman bagi semua pihak. Ini yang menjadi pengalaman a posteriori dari Indonesia melihat perkembangan yang diperoleh dari Negara yang berkembang. Banyak dampak yang diperoleh dari pemusatan pendidikan dalam industri antara lain banyaknya penggunaan narkoba, seks bebas,dan tawuran. Ini semua wujud nyata dari orientasi dari industri dalam bidang pendidikan, sehingga meninggalkan unsur-unsur lokal yang selalu dasar pondasi akhlak dari setiap siswa. Dalam tatanan pendidikan, dunia pendidikan dapat dibedakan menjadi lima antara lain :
1.      Dunia pendidikan kaum industri dan teknologi
2.      Dunia pendidikan kaum kerajaan feodal
3.      Dunia pendidikan old humanis
4.      Dunia pendidikan kaum progresif
5.      Dunia pendidikan sosio straktifis
Keberadaan negara Indonesia sekarang pada kedudukan dunia pendidikan kaum progresif, karena orientasi yang diberikan ditujukan kepada siswa. Mengorientasikan pendidikan pada industri, boleh-boleh saja asalkan menengok pada kemampuan sumber daya manusia nya, mampukah untuk diajak ke sana. Kalaupun belum alangkah baiknya tersusun dengan membuat strategi dengan atau tanpa meninggalkan unsur-unsur budaya yang telah melekat pada diri tiap bangsa. Pondasi yang paling kuat adalah budaya, merupakan ciri khusus bagi tiap bangsa. Menuju bangsa yang maju tanpa harus meninggalkan aspek budaya. Bagi negara yang berorientasi pada industri dan kemajuan, sebuah pendidikan dapat diartikan sebagai investasi untuk masa-masa mendatang, sebagai sarana pemerintahan dalam menuju kemakmuran, dan aplikasi dalam bidang teknologi yang telah dimiliki untuk dikembangkan lebih maju

Pertanyaan :
1.      Mampukah pendidikan Indonesia dalam rangka mengarah pada pola pendidikan Negara lain demi kemajuan dengan berorientasi pada budaya atau unsur lokal ?
2.      Bagaimana membatasai teknologi, sebagai negara yang konsumtif, indonesia dirasa sebagai pemakai teknologi tanpa batas bukan sebagai pencipta teknologi ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar