Pendidikan Sarana Kemajuan Bangsa
Filsafat itu merupakan olah pikir,
seseorang tidak menyadari bahwa dirinya berfilsafat. Seorang yang berfilsafat
tidak akan pernah berpikir bahwa dirinya sedang berfilsafat. Berfilsafat itu
berjalan dengan sendirinya, tanpa mau dikontrol dan mampu menempati pada ruang
dan waktu. Seperti seekor kera yang tidak memikirkan apa yang telah dan akan
dilakukannya, dilakukan secara tiba-tiba atau sebuah aktivitas yang tidak
terkontrol oleh pikiran yang sebelumnya. Sehingga sifat dari kemampuan
berpikirnya adalah bersifat a posteriori.
Sedangkan manusia memiliki kemampuan berpikir yang bersifat a priori dan a posteriori, kemampuan a
posteriori lebih berdasarkan pada pengalaman yang telah atau sedang
berjalan, sedang a priori akan
berpikir yang akan memunculkan intuisi dalam dirinya sehingga respek terhadap
berbagai macam persoalan.
Sejarah filsafat ketika itu didominasi
oleh gereja, segala sesuatu yang benar berasal dari gereja. Bumi itu sebagai
pusat orbit tata surya pada zaman dlu, mneurut kitab gereja. Kemudian banyak
yang tidak mengakui, Nicolas Copernicus menyatakan bahwa yang menjadi pusat
tata surya sebenarnya adalah adalah matahari karena seluruh galaksi mengelilinginya.
Filsafat berkembang sejak katolik, yang lebih dikenal dengan filsafat katolik
yang berkembang hingga sekarang ini. Filsafat katolik mendasari semua filsafat
yang berkembang, baik yang dibawa oleh islam atau yang lainnya. Filsafat yang
dibawa islam sesungguhnya filsafat yang dimiliki oleh katolik, yang
diselamatkan dari peperangan yang terjadi antara islam dan katolik dimana semua
karya-karya katolik banyak yang dihilangkan dan sebagian telah diselamatkan dan
dibawa umat islam dan kemudian dikembangkan. Selanjutnya perang yang kedua umat
islam yang terkalahkan dan katolik memperoleh kejayaan. Jadi setiap filsafat
yang berkembang hingga sekarang ini filsafat katoliklah yang melatarbelakangi
kemampuan berfilsafat yang lainnya.
Setiap manusia menginginkan memperoleh
pendidikan yang layak demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya
untuk masa sekarang dan masa mendatang. Sebuah pendidikan mampu memberikan
sumbangan yang begitu besar bagi kelangsungan sebuah negara, pola-pola
kepemimpinan yang akan dilanjutkan dan perkembangannya. Pendidikan dapat
dilakukan dengan formal dan non formal, keduanya dapat dijalankan oleh semua
pihak yang mebutuhkan pengetahuan. Indonesia adalah negara yang kaya akan
sumber daya alam dan sumber daya manusia, perlulah pengelolaan agar dapat
tercapai kemajuan dan memberikan sumbangan bagi setiap aspek yang berada di
dalamnya. SDA yang melimpah tidak bermanfaat ketika tidak mampu untuk
mengoperasionalkan, SDM yang banyak tidak akan memberikan sumbangan bagi
pengelolaan SDA jika tidak memiliki kualifikasi pendidikan yang matang. Untuk
itu pendidikan Indonesia dapat dinyatakan sebagai cermin perkembangan sebuah
bangsa, berkembang tidak nya suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan
pendidikan, seperti apa pendidikan yang diterapkan karena setiap bangsa
memiliki orientasi pendidikan yang akan ditujukan pada kemajuan bangsa. Amerika
serikat merupakan negara dengan penuh kejayaan dalam bidang industri dan
teknologi, setiap pendidikan yang dilakukan harus mengacu pada dasar
pengembangan teknologi. Power now adalah sebuah pilar teknologi, perkembangan
teknologi yang begitu pesat yang bersifat kapitalism, pragmatism, unitilatian,
hedonism. Ini semua dimiliki amerika serikat, dilakukan untuk memajukan dan
mensejahterakan masyarakat dengan meminta kontribusi dari negara-negara lain
dengan melakukan sebuah penanaman modal dan kerjasaman antar semua negara yang
dirasa akan memberikan keuntungan. Sejarah telah mengukir kejayaan amerika
serikat, dapat dilihat pada buku-buku dan biografi yang telah dapat diakses
semua pihak. Hal ini yang mendorong Indonesia untuk maju dan berkembang mengikuti
jejak yang dilakukan hingga menuai keberhasilannya. Setiap kemajuan industri di
amerika selama dua puluh tahun yang lalu serasa Indonesia baru lahir atau baru diikuti
oleh Indonesia dengan menapakkan kakinya bidang industri. Membuka pintu sebagai
jalan untuk mengembangkan industri yang telah direncanakan, menghilangkankan
segala ancaman. Segala ancaman merupakan keberhasilan yang besar yang akan
diperolehnya. Tidaka ada sesuatu keberhasilan tanpa ada ancaman bagi semua
pihak. Ini yang menjadi pengalaman a
posteriori dari Indonesia melihat perkembangan yang diperoleh dari Negara yang
berkembang. Banyak dampak yang diperoleh dari pemusatan pendidikan dalam industri
antara lain banyaknya penggunaan narkoba, seks bebas,dan tawuran. Ini semua
wujud nyata dari orientasi dari industri dalam bidang pendidikan, sehingga
meninggalkan unsur-unsur lokal yang selalu dasar pondasi akhlak dari setiap
siswa. Dalam tatanan pendidikan, dunia pendidikan dapat dibedakan menjadi lima
antara lain :
1.
Dunia pendidikan
kaum industri dan teknologi
2.
Dunia pendidikan
kaum kerajaan feodal
3.
Dunia pendidikan
old humanis
4.
Dunia pendidikan
kaum progresif
5.
Dunia pendidikan
sosio straktifis
Keberadaan negara Indonesia sekarang
pada kedudukan dunia pendidikan kaum progresif, karena orientasi yang diberikan
ditujukan kepada siswa. Mengorientasikan pendidikan pada industri, boleh-boleh
saja asalkan menengok pada kemampuan sumber daya manusia nya, mampukah untuk
diajak ke sana. Kalaupun belum alangkah baiknya tersusun dengan membuat
strategi dengan atau tanpa meninggalkan unsur-unsur budaya yang telah melekat
pada diri tiap bangsa. Pondasi yang paling kuat adalah budaya, merupakan ciri
khusus bagi tiap bangsa. Menuju bangsa yang maju tanpa harus meninggalkan aspek
budaya. Bagi negara yang berorientasi pada industri dan kemajuan, sebuah
pendidikan dapat diartikan sebagai investasi untuk masa-masa mendatang, sebagai
sarana pemerintahan dalam menuju kemakmuran, dan aplikasi dalam bidang
teknologi yang telah dimiliki untuk dikembangkan lebih maju
Pertanyaan :
1.
Mampukah
pendidikan Indonesia dalam rangka mengarah pada pola pendidikan Negara lain
demi kemajuan dengan berorientasi pada budaya atau unsur lokal ?
2.
Bagaimana
membatasai teknologi, sebagai negara yang konsumtif, indonesia dirasa sebagai
pemakai teknologi tanpa batas bukan sebagai pencipta teknologi ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar