Selasa, 09 Oktober 2012

Refleksi 18 September_Joko Narimo


Filsafat untuk Manusia

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal. Maka dari itu ketika kita berfikir filsafat dan apapun mau dipikirkan dengan filsafat maka kita juga harus  mempunyai pegangan dalam memilsafatkan sesuatu  agar dalam memilsafatkan dapat membatasi apa yang sesuai dengan yang tidak sesuai dengan norma-norma tertentu. Sehingga ketika menghadapi masalah yang sangat penting dan fikiran kita buntu disitulah pegangan di gunakan, yaitu kepercayaan kita dan tuhan karena posisi tuhan di sini sebagai rujukan terakhir ketika suatu masalah tak terselesaikan maka kita kembalikan padanya, karena semua yang berada di dunia ini miliknya dan pengendalian berfikir dalam filsafat itu perlu dilakukan ketika suatu pemikir itu melakukan atau menganalisis sesuatu dengan filsafat dalam hal ini pengendalian diperlukan agar dalam berfikirnya itu tidak terlalu jauh.
Pertanyaan
1.      Filsafat merupakan ilmu yang di dasari pada logika manusia dan berdasar pada hati, bagaimana menyatukan bahasa hati dan logika?
2.      Dalam ber filsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan berbahasa. Seseorang untuk memperoleh kepekaan terhadap logika sehingga dibutuhkan pemikiran yang jernih? pemikiran yang jernih itu, apakah seperti seseorang yang melakukan sebuah meditasi?
3.      Orang filsafat berpikir satu langkah lebih depan dibandingkan orang lain, untuk mampu memiliki pola pikir seperti itu seseorang akan sulit. Bagaimana kiat agar memiliki kiat pikir berfilsafat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar