Penerapan
Pengetahuan di Kehidupan Sehari-Hari
Manusia tercpta di dunia ini di sertai
dua hal yang saling bertentangan yaitu hidup dan mati. Hidup berupa kegiatan
manusia/aktivitas manusia baik dengan segala kemanfaatannya maupun tidak. Dalam
mencapai kemanfaatannya manusia harus memahami hakekat hidup, kenapa hidup dan
untuk apa dia hidup. Dalam islam, manusia tercipat di dunia untuk melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT, menjalankan segala yang diperintah dan menajauhi
segala yang menjadi larangan-Nya. Proses tersebut manusia akan timbul keinginan
belajar, bagaimana hidup untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
melaksanakan proses tersebut harus melalui beberapa tahapan, jika setiap
tahapan tidak dapat terpenuhi hal tersebut seperti manusia yang berada di ujung
kematian. Sebagai contoh : terjadi proses evaluasi, kemudian hasil yang dicapai
tidak dapat memenuhi harapan atau jauh dari harapan, itu menandakan manusia itu
berada diujung kematian. Jika hal tersebut terus berlanjut bisa mengakibatkan
kematian yang mengenaskan. Kematian yang buka berarti mati yang
sebenar-benarnya dan dalam arti yang seluas-luasnya, kematian ilmu menjadikan
hidupnya berada di lubang neraka yang sangat menyakitkan. Manusia dikaruniai
akal dan pikiran, bertujuan untuk menangkap semua yang berada sekitar
kahidupannya dan mengaplikasikannya dalam hidup, jika tidak mengerti yang
berada dilingkupnya ia hanyalah seperti mayat hidup. Akal dan pikiran manusia
menjadikan manusia untuk berilmu, dilakukan dengan belajar dan terus belajar
ataupun membaca dan membaca. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan dua paham,
yaitu rasionalisme dan empirisme. Pengetahuan merupakan hasil kerjasama dua unsur,
yaitu pengalaman dan kearifan akal budi. Pengalaman inderawi adalah unsur a posteriori dan pengalaman akal
budi merupakan unsur a priori.
Pengalaman inderawi berupa pengalaman yang diperoleh setelah melihat sesuatu
yang terjadi. Contoh : melihat pemandangan alam, kemudia mereka dapat
memberikan kesimpulan tentang keindahan, jumlah objek dan bagian-bagian objek;
akan tetapi berbeda jika seseorang tersebut tidak memiliki akal meskipun sudah
menyaksikan kejadian, mereka tidak mampu mengungkapkannya seperti pada hewan.
Sedangkan pengalaman akal budi berupa pengalaman yang diperoleh sebelum mereka
melaksanakan kegiatannya. Contoh : tidak mau masuk kandang harimau, karena
harimau sangat buas dan bisa mengakibatkan kecelakaan; pisau/duri jika terkena
kulit akan terasa sakit. Mengenai pengalaman inderawi dan pengalaman akal budi,
seperti yang telah disampaikan Immanuel Kant sebagai penganut aliran
kantianisme. Dengan demikian manusia diharapkan menggunakan pengalaman inderawi
dan pengalaman akal budi untuk aktivitas sehari-hari secara positive dan
konsisten.
Pertanyaan :
1.
Apakah
pernyataan manusia seperti mayat-mayat yang berjalan bukan merupakan
kesombongan bagi kita yang memiliki ilmu pengetahuan yang lebih?
2.
Apa
filsafat yunani masih dipergunakan dalam kehidupan yang sekarang, ataukah yang
dipergunakan saat ini merupakan filsafat islam?
3.
Lebih
dahulu mana antara zaman nabi dengan mulai nya peradaban filsafat yunani kuno?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar